- See more at: http://blog-rangga.blogspot.com/2013/02/cara-memasang-readmore-otomatis-dengan.html#sthash.vfRRFNWM.dpuf

Senin, 22 November 2010

mimpi

diantara sela redupan cahaya bulan
sekali lagi dia memaksaku datang
dan tak dapat kucegah
persis, saat dia pernah memintaku pergi
tanpa kuingin

adakah sebait cerita
yang hendak kau kisahkan bersama malam ?
saat kau menyeruak masuk
lalu memintal hayalku sesuka hatimu
merajut benang benang halus lelapku
lalu merangkai satu persatu
dan menitipkannya agar terbawa bersama angin


tidakkah kau sadar
apa dirimu yang kuharap hadir
setelah bayangmu mengerat hati
meninggalkan sebentuk gurat luka
layaknya selembar daun yang tersayat

untuk apa menemuiku ?
apakah perjumpaan lewat kata singkat
menggores hati itu tak cukup untukmu ?
masih inginkah menyiksaku dalam lelap malamku ?
pergilah..!!
dan bawa bayang bayang malam itu pergi
agar aku bisa bersepakat dengan mimpi
bersama cahaya baru yang beranjak dari sini
dari hati

Minggu, 21 November 2010

RINDU

saat temaram malam merasuki
dibawah secercah sinaran bulan redup
menemani hentakan degup jantung
tergugu diantara derai riak tetesan air
yang menggenang disudut mungil sepasang mata

ada isakan tertahan
saat kata terbata mengalir pada bibir mungil perempuan
"aku rindu !" jeritnya bisu
dikala lain dia terlihat kelam
sembunyikan kesahduan malam pada untaian sajak
"aku menunggumu, sampai habis dayaku !"

karena aku lelah

entah sejak kapan kita mulai sepakat dalam diam
saling sahut menyahut dalam untaian huruf yang tak terpikirkan
sementara masing masing masih jengah pada arah pembicaraan
semu, samar, tak terarah
seperti lentera yang menggantung dipuncak menara

kenapa kita tidak sepakat saja akan satu hal
bahwa kita berada pada satu titik kejemuan
tak perlu saling salah dan menyalahkan

maka..
jika kau penat
berhentilah
karena akupun tlah lelah

meski

mungkin ini akan menjadi pagi yang kelam
meski mentari tak mengisaratkan bayangan pergimu
dari perpisahan sementara kita dulu
hingga perpisahan abadi kita kini
meski harapku adalah
mentari akan tetap bersinar
samarkan gemuruh ratapan hati
gantikan awan tebal yang menyelimuti bening air mata dara

mengapa harus seperti ini diriku kau tinggalkan ?
bahkan bayanganmupun tak kau tinggalkan ?

kini, dinding bisu jadi saksi
seakan tak ingin memaki
diam sunyi
seakan tak ingin menjadi tembok ratapan
maka maaf...
saat tiba tiba bibirku tersungging selaksa senyum
samarkan luka yang mengering
pada hati yang tersayat
lalu berhenti lunturkan harap